beradu-mu tinggalkan dahulu, biar tak bertamu janji bersatu
titis embun lagi membasahi, titis hujan sikit tak dirasai
manis buah galak diratapi, manis senyumnya dikau tolak tepi
bulan purnama janji kita setia, senada seirama selenggok gaya dan bahasa
joget seiringan, tangan tak dilepaskan, mata saling satu renungan
andai ini nasib-ku, sanggup dileraikan semua pahit
dikucup dipaut tangis-mu yang perit
siapa dia pemilik jiwa?
tepuk dada tanya selera
mari semua berbunga jiwa, berbahasa mirip yang mulia
tuturkan nada sekata, biar tak berlagu janji ada rasa
titis peluh lagi diminum, titis airmatanya diluah
manis gula habis dijilat, manis katanya dianggap kelat.
bulan purnama janji kita setia, senada seirama selenggok gaya dan bahasa
joget seiringan, tangan tak dilepaskan, mata saling satu renungan
andai ini nasib-ku, sanggup dimatikan masa silam
dihirup, dirasa tawa-mu yang suram
siapa dia pemilik jiwa?
tepuk dada tanya selera
jangan emosi itu bahasa, biar berlagu indahnya sang kata
apa saja mahunya sengketa, hapus terus dibawa bencana
saat ini aku berpantun, sesaat lagi mungkin seloka
biar janji maknanya makna, bukan hanya bahan duga.
Nikmati malam seindah hari terang
Iva Munira.
No comments:
Post a Comment