Beginilah adat resah-ku,
kata juga bicara yang murka.
punca setiap hiba dan duka,
sakit serta perit yang tiba.
Segalanya maju seperti bayu,
kadang ada, kadang bisu.
Bila ada jadi ribut,
bila tiada jadi lesu.
Gigih 'tuk lenyapkan yang gelisah,
masih tak tertunduk oleh-nya.
Semakin hari semakin resah,
terus mencari mimpi yang fana.
Jangan undur ke belakang,
apa yang ada di situ?
Hanya harapan yang ternyata palsu.
Dalam kewarasan, akal melontarkan cacian.
No comments:
Post a Comment